Tak selamanya hidup ini indah
Tak selamanya pula harus berserah
Semangatkan jiwa jangan sampai lelah...
Dengan keringat yang berganti darah
Atau darah yang berganti nanah
Dalam jejak kaki tumpuan seribu langkah
Dan dalam tangan menggenggam nafkah
Hidup bagaikan anak panah
Melesat menembus ribuan arah
Jangan seperti daun jatuh tertiup angin dan menyerah
Terbawa kemana ia pasrah
Ini tentang hidup di negri yang goyah
Di jejali sudah indahnya masalah
Terkikis pilihan, mimpi pun kalah
Lalu di buatnya manusia-manusia penuh serakah dan amarah
Bersembunyi dalam dekapan pelacur yang mendesah
Ibu pertiwi pun menangis resah
Dimana norma-norma yang menjadi amanah
Hilangkah di telan sampah?
Maka jangan biarkan bangsat meniduri istana yang mengah
Walau terucap janji sumpah serapah
Hanya memberi derita kepada yang tak bersalah
Ku tetap melangkah tak’kan lelah
Mencari segenggam titipan anugrah
Yang menjelma dalam sebongkah nafkah
Tak selamanya pula harus berserah
Semangatkan jiwa jangan sampai lelah...
Dengan keringat yang berganti darah
Atau darah yang berganti nanah
Dalam jejak kaki tumpuan seribu langkah
Dan dalam tangan menggenggam nafkah
Hidup bagaikan anak panah
Melesat menembus ribuan arah
Jangan seperti daun jatuh tertiup angin dan menyerah
Terbawa kemana ia pasrah
Ini tentang hidup di negri yang goyah
Di jejali sudah indahnya masalah
Terkikis pilihan, mimpi pun kalah
Lalu di buatnya manusia-manusia penuh serakah dan amarah
Bersembunyi dalam dekapan pelacur yang mendesah
Ibu pertiwi pun menangis resah
Dimana norma-norma yang menjadi amanah
Hilangkah di telan sampah?
Maka jangan biarkan bangsat meniduri istana yang mengah
Walau terucap janji sumpah serapah
Hanya memberi derita kepada yang tak bersalah
Ku tetap melangkah tak’kan lelah
Mencari segenggam titipan anugrah
Yang menjelma dalam sebongkah nafkah
Oleh: Deni Herly
0 komentar:
Posting Komentar