Jangan menyerah Tuhan masih sayang kepada Anak BANGSA PAPUA, karena
berjuanganmu sangat mulia,dan Kudus karena berjuanganmu bukan
kepentingan diri sendiri tetapi kepentingan untuk perjuta-juta manusia
Papua Melanesia beberapa ratus-ratus tahun kedepan..Tuhan tahu kapan Dia
mau memberikan kebebasan bagi Tanah Papua, hanya kita berharap dan
berharap saja kePada-Nya. Tuhan Allah Bangsa
Israel dan Bangsa Papua sedang membuat suatu tanda-tanda mujizat-Nya
menuju kebebasan total..Dulu tahun 1990-an tidak ada ruang bagi kita
kaum tertindas ketika pemerintahan Otoriter Soeharto, tetapi setelah
adanya reformasi 1998 maka kita memiliki banyak ruang dan peluang hanya
kita tidak menjadi “satu” antara gunung, lembah, dan Pesisir pantai
artinya kita memiliki banyak faksi juga satu hal yang harus kita
evaluasi.
Satu hal yang sangat pertendangan yaitu Semua pejabat
Papua menutup mata dengan UANG JIN dan dihipnotis dengan roh setan NKRI
dan Paha putih (Perempuan Jawa) hal ini rahasia umum.
Beberapa
Faktor yang mendorong para pejabat Papua untuk tetapi setia dan kerja
sama adalah Ekonomi dan Jabatan Politik memiliki daya tarik tersendiri
sementara mengabaikan penderitaan rakyatnya sendiri.. para pejabat Papua
perlu membaca Kisah nyata dalam Alkitab dimana Seorang pahlawan Israel
yaitu Musa ketika bangsa Israel kerja Rodi selama 40 tahun dibawa
pimpinan Raja Mesir yaitu Firaun .Musa membela mati-matian walaupun dia
anak angkat dari seorang kepercayaan Firaun karena musa tahu diri siapa
musa,asal usulnya darimana maka ada dua orang berkelahi Musa membelanya
setelah itu, dia pelarian ke mesopotamia dan memiliki istri dan anak
sebenarnya Musa memilih keenakan karena dia jauh dari penyiksaan tetapi
ia tahu diri bahwa ia keturunan Israel makanya musa masih sayang
bangsanya dan tinggalkan istri dan anak tercinta dan kembali datang
melawan Firaun untuk membawa keluar bangsa Israe dari perbudakan raja
Mesir. Beda dengan sifat ketamakan Para Pejabat Papua yang paling jahat,
jijik dan syadis benar kelakuannya padahal mereka bukan anak angkat
atau anak tiri apalagi anak darah dari NKRI keturunan Ras Melayu??
Pejabat Papua hanya pembantu dan pesuruh atau maaf "Buatan Boneka
Indonesia" kata lainnya adalah pejabat mainan. Contoh: OTSUS isinya NOL
tetapi bungkusannya BESAR/ GEMUK. Kedua Sering para pejabat ke Jakarta
minta Projek dan minta Bantuan dana pasti uang beli uang, padahal tidak
ada dalam teori dan UU Indonesia, pejabat Papua dibodohi datang bawa
uang dari papua untuk beli uang dijakarta misalnya Dana ABPN,DAK,DAU,DAN
HIBAH pun sama dll.
Pejabat Papua dapat tipu oleh pusat, sebab Isi
OTSUSnya kosong karena praktek Pemerintahan Sekarang yang pemerintah
papua menjalankan adalah UU 32 Tahun 2003 Tentang Pemerintahan Daerah
yaitu turunan dari UU No. 29 Tahun 1998 dengan sejumlah urusan wajib dan
pilihan sesuai amanat UU 32 yaitu Desentralisasi atau penyerahan
sebagian kewenangan kepada pemerintahan Daerah di 34 Provinsi dan 511
Kabupaten Kota. Sementara dari UU No. 21 Tahun 2001 tentang OTSUS tidak
berjalan alias mandul, maka kata rakyat PAPUA OTSUS sudah ALMARHUM
karena mayat dari OTSUS itu telah dikirim ke Jakarta untuk kebumikan di
taman pahlawan Kalibata Jakarta Timur.
Maka itu Kemerdekaan Bangsa
Papua Barat merupakan komitmen bulat dari seluruh jiwa,raga dan darah
atas nama alam papua,tulang pelulang nenek moyang para pahlawan PAPUA
BARAT serta demi Nama Tuhan Allah YHW Bangsa Israel dan Allah Bangsa
Papua bahwa kami tetap berjuang mati-matian sampai dengan titik
penghabisan darah kami. Mulai dari Generasi tahun 1960-an sampai dengan
generasi sekarang dan generasi berikutnya tetap ANTI Indonesia Kecuali
manusia Melanesia Papua hilang dari bumi Cendrawasih yaitu Tanah Papua
yang kami cintai. (Curahan Hati Rakyat Papua Barat)
Home »
KUMPULAN ARTIKEL / OPINI
,
KUMPULAN BERITA NASIONAL & INTERNASIONAL
,
KUMPULAN CERPEN
» Jangan Menyerah
Jangan Menyerah
Unknown | 04.46 | 0
komentar
Related posts:
If you enjoyed this article just click here, or subscribe to receive more great content just like it.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar